Monday, October 30, 2017

Astaga... Cantik-Cantik Kok Bulu Ketiaknya Lebat

Astaga... Cantik-Cantik Kok Bulu Ketiaknya Lebat

Image source: http://www.gregetan.com/wp-content/uploads/2016/09/laura-de.jpg

Astaga... Cantik-Cantik Kok Bulu Ketiaknya Lebat

KOMPAS.com  Bagi 2 wanita ini, Emer OToole dan Paloma Goni, kewajiban mencukur buku ketiak adalah pemasungan terhadap hak-hak asasi wanita. Tak hanya itu, menurut mereka ritual perawatan membersihkan tubuh dari bulu, mencerminkan degradasi dari misi emansipasi.

Masih ingatkah Knda pada satu dari adegan Eva Arnas mengenakan kaus tanpa lengan, dan menunjukkan ketiaknya yang ramai memakai bulu ketiak? Mungkin di zaman dulu, ketiak berbulu merefleksikan sensualitas wanita. Tapi, kini tren tersebut malah menjadi lelucon.

Meskipun begitu, kedua wanita dari benua Eropa ini dia nir mau terjebak pada rotasi pencitraan wanita manis, yang menurut pandangan mereka adalah pilihan hidup yang dangkal.

Walau mempunyai bulu ketiak yang "rimbun", Emer OToole, jurnalis dari Irlandia yang berusia 29 tahun, tetap percaya diri dan nir membuat malu mengakui bahwa telah menahun nir mencukur bulu ketiaknya.

Menurutnya, mirip yang dikutip dari halaman The Guardian, sewaktu remaja dulu beserta memakai sahabat sebaya lainnya, mereka mengikuti tren mencukur bulu ketiak hingga mulus supaya dievaluasi manis.

Namun, seiring memakai waktu, OToole mulai "gerah" memakai peraturan nir tertulis bagi wanita tersebut. Baginya selain membuat repot, ritual mencukur atau waxing hanya buang-buang waktu dan melelahkan. Akhirnya ia tetapkan buat berhenti mencukur selama 18 bulan. Alhasil, area ketiak OToole menyerupai semak-semak yang tumbuh merambat.

Hingga kini, wanita bertubuh mungil ini tetap konsisten mempertahankan bulu ketiaknya yang lebat. Meskipun orang-orang di sekelilingnya mengaku risih, OToole nir menghiraukannya.

Prinsip mempertahankan bulu ketiak sebagai aksi emansipasi juga diikuti sang Paloma Goni, seseorang bloger wanita yang berasal dari Spanyol. Ia menolak mencukur bulu ketiak dan kakinya, memakai alasan hanya buang-buang waktu saja.

Saat remaja dulu, Goni mempunyai tubuh yang mulus dan terbebas dari bulu-bulu "nakal". Namun, selesainya beranjak dewasa, ia merasa tersiksa buat melakukan ritual tersebut secara rutin. Keputusannya buat stop mencukur sebenarnya terinspirasi dari OToole.

Saya membaca soal wanita dari Irlandia bernama Emer OToole, beliau memakai berani memamerkan ketiaknya yang berbulu kepada publik, dalam sebuah program talkshow di televisi. Melihat itu, aku mendapatkan kesadaran dan merasa ini jawaban dari siksaan yang aku jalani tiap minggu, ujar Goni mirip yang dikutip dari halaman The Huffington Post.

Untuk menyempurnakan idealismenya, Goni pun bergabung pada komunitas feminis yang memilki pemikiran sama dengannya. Informasi perihal komunitas tersebut, ia dapatkan lewat riset dan penelusuran di internet dan jejaring sosial. Lewat komunitasnya ini, Goni ingin menyuarakan bahwa mempunyai bulu ketiak bukanlah hal yang tabu.

Selain itu, ia juga ingin berkata bahwa setiap wanita mempunyai hak buat tampil apa adanya, sama mirip kaum pria yang bebas mempunyai jenggot dan bulu di kaki dan tangan.

No comments:

Post a Comment